Monumen Patung Dirgantara: Sejarah dan Makna di Balik Patung Pancoran

Ilustrasi Monumen Patung Dirgantara. Kumparan/Aditia Noviansyah.
Ilustrasi Monumen Patung Dirgantara.
Patung Dirgantara berdiri kokoh di Kecamatan Pancoran. Berdasarkan website resmi Pemkot Jakarta Selatan, jakarta.go.id, Kecamatan Pancoran merupakan salah satu dari 10 kecamatan yang ada di Kota Jakarta Selatan.
Patung ini dapat terlihat jelas bila melalui Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta juga dari flyover Gatot Subroto, Jalan M.T. Haryono, Jalan Raya Pasar Minggu dan juga Jalan Prof. DR. Soepomo.

Sejarah Monumen Patung Dirgantara

Ilustrasi Monumen Patung Dirgantara. Kumparan/Iqbal Firdaus.

Ilustrasi Monumen Patung Dirgantara. Kumparan/Iqbal Firdaus.
Sejarah pembangunan Patung Dirgantara dimulai pada 1964-1966. Dibuat oleh maestro pematung Indonesia, Edhi Sunarso. Proses pengecorannya dibantu dan dilakukan oleh Artistik Dekoratif Yogyakarta, dipimpin I Gardono.
Presiden Soekarno ingin menghadirkan citra penerbangan Indonesia yang perkasa di mata dunia. Oleh karenanya, patung ini kemudian dinamakan Patung Dirgantara.
Ketika patung ini dikerjakan, Presiden Soekarno sudah sakit-sakitan. Bahkan Soekarno yang saat itu sudah masuk pengasingan, tentu tidak punya banyak dana untuk membiayai ambisi merampungkan patung ini.
Pasalnya patung ikonik ini terbuat dari bahan perunggu. Berat total patung ini tercatat mencapai hingga 11 ton, dengan tinggi 11 meter, dan kaki patung setinggi 27 meter. Sehingga berat keseluruhannya mencapai 11 ton.
Biaya pembangunan Patung Dirgantara atau Patung Pancoran cukup besar pada masa itu, yakni Rp12.000.000. Pemerintah ketika itu hanya menyiapkan dana sebesar Rp5.000.000. Soekarno turut mengeluarkan uang pribadi sebesar Rp1.000.000 demi proyek tersebut.
Soekarno juga menjual mobil pribadinya sebagai tambahan dana proyek monumen itu. Namun, dana yang dikumpulkan ini pun masih belum bisa menutupi total biaya pembuatan patung megah tersebut

Makna di Balik Patung Dirgantara

Ilustrasi Monumen Patung Dirgantara. Kumparan/Aditia Noviansyah.

Ilustrasi Monumen Patung Dirgantara.
Sebagaimana yang dicita-citakan Presiden Soekarno, makna dari berdirinya patung ini yakni sebagai gambaran manusia angkasa dengan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa.
Penggambaran pemahaman ini tercermin pada patung yang mengedepankan kejujuran, keberanian, dan juga semangat pengabdian.
Patung Dirgantara atau Patung Pancoran memiliki keunikan sendiri. Pose tangan yang menunjuk dari patung ini diperagakan sendiri oleh Bung Karno.
Pose ini mewakili gambaran keinginan untuk memimpin penerbangan Indonesia agar maju hingga tingkat internasional. Monumen Patung Dirgantara juga menjadi simbol prestasi dan aspirasi Indonesia.
Tangan patung Pancoran yang menunjuk ke arah utara, yakni mengarah ke Bandar Udara Internasional Kemayoran, yang masih beroperasi kala itu. Sedangkan wajah patung mengambil rupa sang pematung, Edhi Sunarso.
Fakta menarik dari patung ini, yakni patung ini tidak pernah diresmikan dan sebenarnya juga belum rampung. Presiden Soekarno pun tidak pernah melihat hasil akhir dari pembangunan patung ini.
Hal tersebut dikarenakan patung ini dibuat pada akhir masa kepemimpinan presiden pertama Indonesia itu. Saat itu pula terjadi peristiwa besar yakni Gerakan 30 September 1965.
Demikian informasi mengenai sejarah dan makna di balik Monumen Patung Dirgantara atau Patung Pancoran. (Fitri A)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *