Sejarah Singkat Lahirnya Pancasila pada Tanggal 1 Juni 1945

Ilustrasi (Foto: Fuad Hasim/detikcom)Jakarta – Sejarah singkat lahirnya Pancasila bermula dari peristiwa dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dari sidang BPUPKI tersebut yang kemudian pada 1 Juni 1945 lahirlah Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.

Simak pemaparan sejarah singkat lahirnya Pancasila sejak tahun 1945 yang ditetapkan sebagai dasar Indonesia, yang dirangkum menurut catatan redaksi detikcom berikut ini:

Sidang BPUPKI (28 Mei-1 Juni 1945)

Sejarah lahirnya Pancasila bermula dari rapat-rapat Dokuritsu Junbi Cosakai atau BPUPKI yang dibentuk pada 29 April 1945. BPUPKI bertugas menyelidiki semua hal penting termasuk politik, ekonomi, dan lain-lain yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia. BPUPKI diketuai oleh KRT Dr Radjiman Wedyodiningrat.

Dalam sejarahnya, BPUPKI menjalankan sidang pertamanya secara resmi pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Dalam sidang BPUPKI ini, sejumlah tokoh menyampaikan pidatonya terkait perumusan asas dasar negara. Para tokoh itu di antaranya Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.

Menurut Himpunan Risalah Sidang-Sidang dari BPUPKI dan PPKI yang Berhubungan dengan Penyusunan UUD 1945, Moh. Yamin berpidato pada 29 Mei 1945 merumuskan 5 asas dasar negara, yaitu Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Sementara Soepomo mengusulkan “Dasar Negara Indonesia Merdeka”, yaitu Persatuan, Kekeluargaan, Mufakat dan Demokrasi, Musyawarah, serta Keadilan Sosial.

Lahirnya Istilah Pancasila (1 Juni 1945)

Selanjutnya pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno memperkenalkan 5 sila, yang terdiri dari Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Inilah momen Pancasila dikenalkan untuk pertama kalinya.

“Saudara-saudara! Dasar-dasar Negara telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Darma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar,” ujar Bung Karno.

Soekarno kemudian mengatakan menurut petunjuk seorang kawannya yang ahli bahasa nama paling tepat adalah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar. “Di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi,” ujarnya. “Pancasila itulah yang berkobar-kobar di dalam dada saya sejak berpuluh tahun.”

Ilustrasi Sidang BPUPKI | Foto: Dok. Wikipedia Commons

Pembentukan Panitia Sembilan

Tak berhenti di situ, BPUPKI kemudian membentuk Panitia Sembilan untuk merumuskan lebih rinci tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara dan pembuatan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Para tokoh Panitia Sembilan itu beranggotakan:

1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. A. A. Maramis
4. Mr. Muhammad Yamin
5. Achmad Soebardjo
6. Abikoesno Tjokrosoejoso
7. Abdul Kahar Muzakkar
8. H. Agus Salim
9. K.H Abdul Wahid Hasyim

Hasil pembahasan Panitia Sembilan tertuang dalam Piagam Jakarta atau Jakarta Charter pada 22 Juni 1945 sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Namun, perumusan soal dasar negara itu masih belum selesai. Masih timbul perdebatan antara kelompok kebangsaan dan kelompok Islam. Saat rapat Panitia Perancang UUD pada 11 Juli 1945, J Latuharhary menyampaikan keberatan terutama kewajiban melakukan syariat buat pemeluk-pemeluknya.

Pancasila Sebagai Dasar Negara Sah

Setelah melalui berbagai kompromi pada rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), satu hari setelah kemerdekaan Indonesia, yakni pada tanggal 18 Agustus 1945, Moh. Hatta menyebutkan rumusan final pembukaan UUD Negara. Salah satunya menyebutkan perubahan kalimat pada dasar negara menjadi hanya “Negara berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa”.

“Inilah perubahan yang maha penting menyatukan segala bangsa,” ujar Hatta. Perubahan ini dianggap sebagai rumusan final dasar negara yang dikenal dengan nama Pancasila.

Pancasila dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia dalam sidang BPUPKI. Pancasila disetujui ada dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.

Penetapan Hari Lahir Pancasila 1 Juni

Penetapan tanggal 1 Juni sebagai hari libur nasional peringatan Hari Lahir Pancasila itu diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Keppres tersebut ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mengutip Keppres No. 24 Tahun 2016, ditetapkan bahwa tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila ini berdasarkan sejarah lahirnya Pancasila pertama kali dikenalkan pada 1 Juni 1945 silam.

Dan berdasarkan Keppres tentang Hari Lahir Pancasila, tanggal 1 Juni sebagai peringatan Hari Lahirnya Pancasila ditetapkan sebagai hari libur nasional. “Tanggal 1 Juni merupakan hari libur nasional” bunyi Keppres tersebut.

Cerita Suara Jeritan Manusia dari dalam Lubang ‘Neraka’ di Siberia

Selama perang dingin, Amerika Serikat dan Rusia sama-sama memiliki proyek ambisius untuk melakukan penggalian sedalam mungkin yang belum pernah dilakukan di negara mana pun.
Namun, dalam proses pembuatan lubang tersebut, banyak hal-hal ganjil hingga menciptakan cerita urban bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Beberapa legenda yang tersebar adalah cerita tim ahli geologi Rusia yang melakukan penggalian dan menemukan suara ratapan misterius.
Cerita bermula ketika para peneliti mengebor tanah di sebuah wilayah terpencil di Siberia. Saat mata bor mencapai kedalaman 14,4 kilometer, keadaan mulai tidak stabil, di mana ini menunjukkan bahwa bor telah menembus ke area yang lebih luas.
Merasa penasaran dengan apa yang terjadi, Azzacov, selaku manajer proyek penggalian, menurunkan beberapa mikrofon tahan panas ke dalam lubang bersama dengan beberapa perangkat sensor lainnya. Yang mengejutkan, suhu di dalam lubang mencapai 1.000 derajat Celcius.
Hasil rekaman mikrofon juga menunjukkan fenomena yang tak lazim, yakni adanya suara ratapan dan jeritan manusia misterius. Ilmuwan yang bekerja di lokasi penggalian langsung keluar dan mereka menyimpulkan telah menemukan lubang neraka.
Petugas medis diturunkan untuk menghilangkan trauma dengan memberikan obat penenang untuk menghapus ingatan jangka pendek yang dialami para peneliti. Dari sini, cerita legenda tentang penemuan lubang neraka terus berlanjut seperti bola salju yang kian hari kian membesar. Beberapa orang mengatakan bahwa suara yang terekam adalah bagian dari suara siksaan manusia di neraka.

Galian sebenarnya

Nyatanya, tidak ada pengeboran atau ekspedisi yang dilakukan di Siberia. Adapun proyek serupa pernah dilakukan di Rusia yang kini dinobatkan sebagai lubang buatan manusia terdalam di dunia.
Lubang terbengkalai itu terletak di Semenanjung Kola, Lingkaran Arktik, Rusia. Ditutup oleh logam besi berat dan berkarat yang tertanam di lantai beton. Disebut Kola Superdeep Borehole, konstruksi sedalam 12,2 kilometer itu pertama kali digali pada tahun 1970-an. Lubang ini juga diduga sebagai pemicu cerita legenda Well to Hell yang beredar di masyarakat.
Kola Superdeep Borehole, lubang terdalam di dunia. Foto: Wikipedia
Dalam penggalian itu ditemukan beberapa fenomena yang cukup mengejutkan, tapi bukan soal supranatural. Penemuan termasuk air di kedalaman yang sebelumnya dianggap tidak mungkin dan fosil mikroskopis dari 24 spesies yang ditemukan di kedalaman 7 kilometer.
“Ketika Rusia mulai mengebor, mereka mengeklaim telah menemukan air dan itu tidak dipercaya oleh kebanyakan ilmuwan. Dulu ada pemahaman umum di antara para ilmuwan Barat bahwa kerak bumi begitu padat sejauh 5 km sehingga air tidak dapat menembusnya,” kata Uli Harms, peneliti dari International Continental Scientific Drilling Program, sebagaimana dikutip BBC.
Menurut para ilmuwan, Sampel batuan yang dibawa bor selama penggalian sangat penting bagi ilmu pengetahuan, tidak kalah penting dari misi NASA yang membawa sampel Bulan ke Bumi.
Pengeboran yang berlangsung selama 20 tahun itu harus dihentikan pada tahun 1992. Penyumbatan dan suhu tinggi mencapai 180 derajat Celcius yang dihadapi mesin di bawah tanah menjadi kendala tersendiri. Sekarang situs sunyi itu menjadi tujuan wisatawan.

HISTORY > TEMBOK BERLIN SEJAK DIBANGUN HINGGA KERUNTUHANYA

Ilustrasi sejarah tembok berlin, sumber foto: Cristian Salinas Cisternas by pexels.com
Ilustrasi sejarah tembok berlin.
Pada tanggal 9 November pasti akan diperingati sebagai Hari Kebebasan Sedunia. Berdasarkan sejarah tembok Berlin, hal ini terjadi karena adanya peristiwa runtuhnya Tembok Berlin.
Awal mula keruntuhan Tembok Berlin adalah adanya perang dingin antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Hal ini juga menjadi awal mula perang dunia II dalam catatan sejarah.
Pada dasarnya, tembok Berlin ini membagi Berlin Barat yang demokratis serta Berlin Timur yang Komunis.
Sejarah Tembok Berlin
Ilustrasi sejarah tembok berlin, sumber foto: Snapwire by pexels.com
Ilustrasi sejarah tembok berlin, sumber foto: Snapwire by pexels.com
Dikutip dari Buku Explore Bahasa Indonesia Jilid 3 untuk SMP/MTs Kelas IX karya Erwan Rachmat, kamu bisa mengenal sejarah tembok Berlin sebagai bentuk simbol perang dingin.

1. Berdirinya Tembok Berlin

Pada saat itu, dua negara yaitu Jerman Timur dan Jerman Barat berselisih paham sekitar tahun 1950 an. Kedua negara ini memang dipisahkan oleh sebuah tembok raksasa yang dinamakan tembok Berlin.
Tembok Berlin sendiri merupakan sebuah tembok raksasa yang dibangun oleh Jerman Timur dengan sokongan dari Uni Soviet (Rusia). Tembok Berlin didirikan pada tanggal 13 Agustus 1961 oleh pemerintahan komunis Jerman Timur di bawah pimpinan Waler Ulbricht.

2. Terjadinya Perang Dingin

Pada dasarnya, kehidupan Jerman Timur dan Jerman Barat sangat jauh berbeda. Dimana Jerman Timur yang ketinggalan dan sangat miskin, berbanding terbalik dengan Jerman Barat yang modern dan sangat kaya.
Perbedaan ini tentu saja menimbulkan iri hati dan kebencian mendalam rakyat Jerman Timur.
Suatu hari, warga Jerman Timur mengumpulkan tumpukan sampah, lalu dengan sengaja dibuang ke wilayah Jerman Barat.
Sampah tersebut dilempar hingga melewati tembok Berlin yang tingginya 3 meter dan penuh kawat duri. Hal ini sebagai dilakukan masyarakat Jerman Timur untuk memancing kemarahan warga Jerman Barat.
Cara ini juga digunakan memperuncing konflik antara Blok Timur (Rusia dan sekutunya) dan Blok Barat (Amerika Serikat dan sekutunya).
3. Keruntuhan Tembok Berlin
Pancingan Jerman Timur tidak membuat Jerman Barat merasa emosi sama sekali. Justru warga Jerman Barat mengumpulkan makanan lezat lalu dilempar balik ke wilayah Jerman Timur.
Hal ini tentu saja membuat penduduk Jerman Timur merasa sangat Mali karena perilaku melempar sampah ke Jerman Barat. Semenjak saat itu, tidak ada lagi sampah yang dibuang warga Jerman Timur ke Jerman Barat.
Hingga pada akhirnya, tembok Berlin diruntuhkan pada tanggal 9 November 1989 dan kedua negara tersebut bersatu.
Itulah sejarah tembok Berlin yang menjadi awal mula pemicu perang dingin dan perang dunia II. Ini juga termasuk awal mula perselisihan Jerman Timur dengan Jerman Barat yang penuh keunikan. (DSI)

HISTORY | SEJARAH PEMBERONTAKAN DI/TII, LATAR BELAKANG DAN PENYELESAIINYA

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) merupakan pemberontakan ideologis yang menginginkan perubahan dasar negara sebagai negara Islam.

Gerakan ini dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo pada tahun 1948-1949 di Jawa Barat yang kemudian menyebar ke berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Berikut adalah pembahasan pemberontakan DI/TII di berbagai daerah :

1. Pemberontakan

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat terjadi pasca disetujuinya Perjanjian Renville pada tanggal 17 Januari 1948. DI/TII merasa tidak puas dengan hasil dari perundingan Renville dimana wilayah Jawa Barat tidak lagi menjadi bagian dari Republik Indonesia.

Berdasarkan hasil dari Perjanjian Renville, Jawa Barat menjadi wilayah Belanda dan diharuskan Divisi Siliwangi untuk mengosongkan Jawa Barat untuk berpindah menuju Jawa Tengah.

Hal ini ditolak oleh kelompok Sabilillah dan Hizbullah yang mengancam akan melucuti senjata bagi mereka yang akan berpindah ke Jawa Tengah. Pada 10-11 Februari 1948, Kartosuwirjo dan Oni melaksanakan Konferensi Umat Islam di wilayah Tasikmalaya dengan hasil kesepakatan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Pada waktu bersamaan juga dibentuk Tentara Islam Indonesia (TII) sebagai gerakan perlawanan dari NII).

Pada tahun 1948, ketika Ibu Kota Yogyakarta diserang oleh Belanda pada Agresi Militer Belanda II, DI/TII mulai melakukan propaganda dan mengkomando perang suci untuk melawan Belanda. TII diperintahkan untuk mewujudkan Negara Islam Indonesia. Divisi Siliwangi yang sebelumnya berpindah ke Jawa Tengah kembali ke Jawa Barat untuk berperang diantara tiga pihak yakni TII, TNI dan Belanda

Pada pertengahan tahun 1949 setelah disepakati Perjanjian Roem Royen, tercipta kekosongan pemerintahan di beberapa daerah. Momen inilah yang kemudian dimanfaatkan DI/TII untuk memproklamasikan Negara Islam Indonesia. Upaya yang dilakukan republik Indonesia yaitu salah satunya dengan cara konfrontasi fisik. Pada tanggal 8 Desember 1950, DI/TII resmi dianggap organisasi terlarang dan dilakukan berbagai usaha penumpasan di Jawa Barat. Pada tahun 1950, Kodam VI Siliwangi melakukan usaha intensif dengan strategi pagar betis. Operasi ini sukses menangkap Kartosuwirjo yang kemudian dihukum mati.

2. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah terjadi akibat pengaruh DI/TII di Jawa Barat. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah terjadi di wilayah Brebes, tegal dan Pekalongan dengan pemimpin yang bernama Amir Fatah pada 23 Agustus 1949. Penumpasan dilakukan dengan membentuk pasukan khusus bernama Banteng Raider yang akhirnya mampu menumpas DI/TII di Jawa Tengah.

3. Pemberontakan DI/TII di Aceh

Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh ulama besar Aceh bernama Tengku Muhammad Daud Beureueh. Pemberontakan dilatar belakangi oleh penurunan status Aceh menjadi karesidenan serta keinginan pusat untuk menggabungkan Aceh dengan Sumatera Utara pada tahun 1950. Sebagai reaksi dari tindakan tersebut, Daud Beureueh menyatakan Aceh bagian dari DI/TII pada 21 September 1953.

Untuk menumpas pemberontakan DI/TII di Aceh, pemerintah melakukan operasi militer dan perundingan. Hingga pada tahun 1962, tercapai kesepakatan antara RI dan Aceh sehingga wilayah Aceh menjadi provinsi tersendiri dan sebagai daerah istimewa.

4. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan

Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan dipelopori oleh Kahar Muzakar dengan nama Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). Konflik terjadi ketika Kahar Muzakar menginginkan KGSS untuk bergabung dengan Angkatan perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) namun ditolak oleh pemerintah pusat.

Akibat penolakan ini KGSS melakukan kekacauan di berbagai tempat. Pada tahun 1952, Kahar Muzakar menyatakan diri sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia. Dari hal tersebut kemudian Indonesia melakukan operasi militer ke Sulawes Selatan. Hingga pada akhir bulan Februarai 1965, Kahar Muzakar berhasil ditembak dan mengakhiri pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan.

5. Pemberontakan Di/TII di Kalimantan Selatan

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar dengan kelompoknya bernama Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT). Pemberontakan dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan terhadap pemerintahan pusat dan pernyataan Kalimantan Selatan yang mendeklarasikan Kalimantan Selatan bagian dari Negara Islam Indonesia. Upaya memadamkan pemberontakan di Kalimantan Selatan adalah melalui jalur damai namun gagal terjadi. Akhirnya jalur operasi militer dilakukan dengan menangkap Ibnu Hajar pada 1963 dan menjatuhkan hukuman mati.

‘Petrus’ Si Penembak Misterius di Era Soeharto, Ketahui Sejarahnya

 

Mengenal ‘petrus’ penembak misterius bagi orang yang dianggap sebagai penjahat di masa Orde Baru.

Mengingat Sosok ‘Petrus’ Si Penembak Misterius di Era Soeharto, Ketahui Sejarahnya merdeka.com

Mengenal ‘petrus’ penembak misterius bagi orang yang dianggap sebagai penjahat di masa Orde Baru.

Mengingat Sosok ‘Petrus’ Si Penembak Misterius di Era Soeharto, Ketahui Sejarahnya

Petrus merupakan salah satu kisah yang juga sulit dilupakan dari era Orde Baru.

Penembakan misterius atau sering disingkat Petrus adalah suatu operasi rahasia pada masa Pemerintahan Soeharto.

Pada saat itu, orang-orang yang dinilai sebagai pelaku kejahatan akan dihakimi tanpa melalui proses hukum.

Peristiwa ini kemudian ramai dibahas karena dianggap masuk dalam golongan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Simak ulasannya:

Sosok ‘Petrus’ Si Penembak Misterius

Penembakan ini dilakukan sebagai bentuk operasi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan dan ketenteraman masyarakat.

Operasi ‘Petrus’ dilakukan khususnya di daerah Jakarta dan Jawa Tengah.

Pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap hingga saat ini. Maka dari itu, kemudian muncul istrilah ‘petrus’ alias penembak misterius.

Awal Mula Munculnya Petrus

Pada awal tahun 1980-an, banyak ditemukan kasus pembunuhan yang banyak memakan korban masyarakat sipil.

Berawal dari situ, kemudian muncul aksi penembakan misterius alias petrus ini untuk menekan angka kriminalitas. Terbukti, cara ini ternyata berhasil.

Banyak Memakan Korban

Dari operasi ini, pada tahun 1983 tercatat 532 orang tewas dan 367 orang di antaranya tewas akibat luka tembakan.

Kemudian pada Tahun 1984 ada 107 orang tewas. Dan tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak.

Pola pengambilan para korban kebanyakan dilakukan dengan cara diculik oleh orang tak dikenal dan dijemput aparat keamanan.

Petrus pertama kali dilancarkan di Yogyakarta. Kemudian, operasi tersebut dilanjutkan di berbagai kota lain, hanya saja dilaksanakan secara tertutup.

Tuai Kontroversi

Keberadaan Petrus waktu itu memang menuai pro dan kontra, baik dari kalangan hukum, politisi sampai pemegang kekuasaan.

Amnesti Internasional pun sempat  juga mengirimkan surat untuk menanyakan kebijakan pemerintah Indonesia ini.

Banyak yang menyebut, jika perristiwa ini termasuk dalam golongan kasus pelanggaran HAM, karena telah mengadili seseorang tanpa melalui proses hukum.

HISTORY : ASAL USUL TANAH KUSIR DAN LEGENDA TUAN TANAH BERDARAH TIONGHOA

Sejarah Jakarta: Asal Usul Tanah Kusir dan Legenda Tuan Tanah Berdarah Tionghoa
Sejarah Jakarta: Asal Usul Tanah Kusir dan Legenda Tuan Tanah Berdarah Tionghoa
HISTORYTanah Kusir adalah satu kawasan yang populer dan strategis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Kawasan tersebut dikenal dengan adanya Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir yang areanya cukup luas dan besar.

Di balik populernya TPU Tanah Kusir, ternyata ada cerita menarik yang dipercaya sebagai asal usul kenapa kawasan itu dinamakan Tanah Kusir.

Ternyata kata “kusir” diambil dari profesi kusir atauq orang yang menjalankan kereta kuda atau delman.

Dulunya, tanah ini milik seorang pemilik tanah atau tuan tanah berdarah Tionghoa.

Suatu hari ia mengadakan pertemuan yang dihadiri banyak tamu, termasuk para pejabat Belanda.

Dalam pertemuan tersebut, ada orang Tionghoa yang secara tidak sengaja mengeluarkan gas alias kentut sehingga menyebabkan para tamu menutup hidung karena bau tidak sedap.

Pemilik rumah menuduh kusirnya lalai mengisi bahan bakar. Takut ditegur tuannya, sang kusir akhirnya mengaku kentut. Hal ini membuat malu pemilik rumah.

Karena pengakuan sebelumnya, sang majikan memberikan sebidang tanah kepada kusir. Itulah sebabnya kawasan ini disebut “Tanah Kusir”.

HISTORY – SEJARAH KAMPUNG AMBON JAKARTA TIMUR

Ilustrasi Kampung Ambon Jakarta Timur, Sumber: Pexels/Tom Fisk
Ilustrasi Kampung Ambon Jakarta Timur, Sumber: Pexels/Tom Fis
Sejarah Kampung Ambon di Jakarta Timur menandai jejak yang kuat dari masa kolonial Belanda yang masih terjaga hingga kini. Kampung ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan sebuah entitas bersejarah yang merangkum cerita menarik dari zaman dahulu.
Kisahnya tidak hanya melibatkan peran para penduduk dalam memperkuat pasukan kolonial, tetapi juga terkait dengan sebuah kuburan tua yang dikeramatkan, Kumpi Ambon. Inilah yang menjadi penanda sejarah dan spiritual bagi masyarakat setempat.

Kampung Ambon Jakarta Timur

Ilustrasi Kampung Ambon Jakarta Timur, Sumber: Pexels/Tom Fisk
Ilustrasi Kampung Ambon Jakarta Timur, Sumber: Pexels/Tom Fisk
Sejarah Kampung Ambon Jakarta Timur melibatkan kisah yang menarik sejak masa kolonial Belanda dan memiliki akar sejarah yang dalam.
Kampung ini telah ada sejak tahun 1619, dan sejak saat itu, banyak orang Ambon bermigrasi ke Batavia, termasuk Kapten Yonker yang memiliki makam di Marunda, Jakarta Utara.
Kehadiran Kapten Yonker telah menghubungkan dirinya dengan pasukan dari Ambon yang direkrut oleh Gubernur Jenderal VOC, JP. Coen. Pada masa itu, persaingan dagang antara VOC dan Inggris memuncak, mendorong Coen untuk mencari tambahan pasukan.
Mengutip dari buku BATAVIA 1740 – Menyisir Jejak Betawi, Windoro Adi, (2013), pada tahun 1699 dibangun kota Ambon lainnya di Jatinegara, Jakarta Timur. Kebanyakan orang-orang dari pulau Buton dan Manda yang bergabung dalam kelompok Ambon menempati kota ini.
Kemudian lahirlah Kampung Ambon sebagai tempat pemukiman khusus bagi para orang Ambon yang dipekerjakan untuk memperkuat pasukan VOC. Baik sebagai pasukan tempur maupun penjaga kuda milik tentara Belanda.
Nama Kampung Ambon sendiri dipercayai berasal dari Kumpi Ambon, sebuah kuburan tua yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Kumpi Ambon menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi orang-orang Ambon yang setia melayani kompeni Belanda.
Hingga kini, makam tersebut dijaga dengan baik oleh penduduk setempat. Bukan hanya sebagai tempat berziarah, tetapi juga sebagai penanda sejarah adanya Kampung Ambon.
Peristiwa ini menjadi tonggak awal terbentuknya Kampung Ambon, yang terus berkembang seiring waktu. Terletak di dataran rendah dan banyaknya pohon buah-buahan serta tanaman hias, kampung ini menjadi tempat yang teduh dan asri dari masa lampau hingga sekarang.
Sejarah Kampung Ambon Jakarta Timur mencerminkan jejak kolonialisme di Indonesia. Kampung ini juga merupakan bukti masuknya masyarakat etnis Ambon ke Jakarta dan melebur dengan masyarakat etnis lainnya.
Itulah sejarah asal usul Kampung Ambon Jakarta Timur yang patut diketahui masyarakat Jakarta. Sebuah kisah panjang yang mencerminkan perjalanan sejarah Jakarta yang kaya akan warna dan keberagaman. (RIZ)

Sejarah Museum Zoologi Bogor, Berdiri Sejak 1894

HISTORY – Kota Bogor memiliki sejumlah tempat wisata edukatif seperti museum, salah satu yang populer adalah Museum Zoologi Bogor.

Sesuai namanya, museum ini menyimpan hal-hal yang berkaitan dengan dunia satwa atau fauna, seperti berbagai spesimen yang diawetkan serta fosil.

Sebelum menjadi besar dan dilestarikan sebagai cagar budaya, Museum Zoologi Bogor memiliki sejarah yang menarik untuk diketahui.

Sebelum berkunjung, simak informasi soal sejarah Museum Zoologi Bogor yang sudah dihimpun Kompas.com berikut ini.

Sejarah Museum Zoologi Bogor

Museum Zoologicum Bogoriense atau Museum Zoologi Bogor (MZB) telah berdiri sejak tahun 1894.

“Museum Zoologi sudah berdiri pada tahun 1894, pendirinya seorang ahli zoologi pertanian dari Jerman yang berkewarganegaraan Belanda, yaitu J. C. Koningsberger,” ujar petugas Museum Zoologi Bogor bernama Nurul kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, awalnya bermula dari pendirian Landbouw Zoologish Laboratorium, suatu laboratorium kecil yang bertujuan untuk mengoleksi dan meneliti serangga pada tanaman pertanian.

“Pada awalnya museum ini merupakan sebuah laboratorium kecil tempat penelitian serangga dan hama tanaman yang ada di Kebun Raya Bogor,” tutur dia.

Seiring perkembangan waktu, penelitian terus berkembang meluas ke berbagai jenis fauna lainnya seperti ikan, moluska, amfibi, reptil, burung, hingga mamalia.

Berganti nama beberapa kali

Pintu masuk Museum Zoologi Bogor.

Sejak berdiri pada tahun 1894 hingga saat ini menjadi Bidang Zoologi, Pusat Penelitan Biologi, Lembaga Ilmu Pengerahuan Indonesia (LIPI), MZB telah berganti nama dan status kelembagaan beberapa kali.

Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, tempat ini disebut Dobutsu Hakubutsukan dan dipimpin oleh T. Nakai.

Sampai akhirnya, Jepang kalah oleh Persemakmuran dan Amerika Serikat dalam Front Pasifik.

“Saat Pemerintahan Jepang berganti nama pada tahun 1942 sampai 1945, menjadi Dobutsu Hakubutsukan,” kata Nurul.

Kemudian, ia melanjutkan, namanya kembali disebut sebagai Zoologisch Museum and Laboraturium, berada di bawah pimpinan M.A. Lieftnick mulai tahun 1946 sampai 1947.

Dalam sejarahnya, nama Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) diberikan tahun 1947 sebagai identitas acuan koleksi nasional (Indonesia) yang dirujuk secara internasional.

Pameran Museum Zoologi Bogor, disampaikan oleh Nurul, merupakan penjabaran dari tugas pelayanan masyarakat umum untuk jasa ilmu pengetahuan zoologi.

“Museum ini bertujuan memperkenalkan keanekaragaman fauna nusantara sekaligus untuk upaya pelestarian,” ungkap dia.

Setelah itu, museum ini masih berganti nama hingga pada tahun 1987 sampai 2001 namanya diubah menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Zoologi.

Mulai tahun 2001 hingga 2014, Museum Zoologi Bogor dinaungi Bidang Zoologi yang berasal dari LIPI.

Kemudian, pada 2014 hingga saat ini, namanya menjadi Bidang Zoologi “Museum Zoologicum Bogoriense” (atau Museum Zoologi Bogor).

Ada dua tempat

Sebagai informasi, koleksi ilmiah spesimen fauna di Museum Zoologi Bogor yang dibuka untuk umum ternyata tidak seluruhnya dipamerkan.

Sebab, museum ini terbagi menjadi dua gedung. Ada Museum Pameran yang populer dan dibuka setiap hari untuk umum, berlokasi di area Kebun Raya Bogor, tepatnya di Jalan Ir. H. Juanda Nomor 9, Bogor.

Sementara itu, secara keseluruhan, koleksi ilmiah Museum Zoologi Bogor sebagian besarnya disimpan di kawasan Cibinong Science Center atau gedung Widyasatwaloka.

“Sebagian koleksi disimpan di laboratorium di Cibinong, dulu (namanya) LIPI sekarang BRIN, gedung Widyasatwaloka,” terang Nurul. Kata dia, museum satu lagi ini berfungsi sebagai tempat koleksi dan penelitian, sehingga hanya dibuka pada waktu tertentu.

Gedung Widyasatwaloka di Cibinong bisa didatangi untuk kunjungan edukasi bagi siswa sekolah, mahasiswa, dan para peneliti yang ingin melakukan penelitian.

Lokasinya berada di Pusat Ilmu Pengetahuan Cibinong tepatnya di Jalan Raya Jakarta – Bogor Km. 46 Cibinong, Bogor. Kedua bagian museum ini sama-sama dikelola oleh Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi-LIPI.

Link Terkait :

https://emservices.mx/-/bandar-togel/

http://103.151.145.196:8006/-/mega4d/

 

HISTORY – SEJARAH MUSEUM SATRIA MANDALA DAN KOLEKSINYA

HISTORY – Museum Satria Mandala merupakan museum edukasi sejarah mengenai Tentara Nasional Indonesia (TNI). Museum Satria Mandala menyimpan sejarah tentang perjuangan TNI dari 1945 sampai sekarang.

Dalam sejarah perjuangan Indonesia, TNI mempunyai peran penting dalam meningkatkan semangat serta memperkuat jati diri bangsa dalam mencapai tujuan nasional.

Berikut ulasan singkat mengenai sejarah Museum Satria Mandala dan koleksinya.

Dulunya kediaman istri Soekarno

Museum Satria Mandala terletak di Jalan Gatot Subroto No 14, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Sebelum menjadi museum, tempat ini dikenal sebagai Wisma Yaso, kediaman istri Soekarno yang bernama Ratna Sari Dewi.

Wisma Yaso juga menjadi tempat Soekarno disemayamkan, sebelum akhirnya dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Rencana pembangunan museum dimulai pada 1968 di bawah tanggung jawab Brigjen TNI Nugroho Notosusanto.

Nugroho Notosusanto mendapatkan inspirasi untuk membangun museum bagi perjuangan TNI dari Museo Nacional de Historia di Meksiko dan Museum Peringatan Perang Australia di Canberra.

Awalnya, Museum Satria Mandala akan dibangun di istana presiden di Bogor. Namun, Presiden Soeharto tidak sepakat dan menganjurkan untuk menggunakan rumah Wisma Yaso.

Wisma Yaso dipugar pada 15 November 1971 dan mulai dibangun menjadi museum.

Museum Satria Mandala diresmikan dan dibuka pada 5 Oktober 1972, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun TNI.

Nama Satria Mandala sendiri diambil dari bahasa Sanskerta yang artinya lingkungan keramat para ksatria.

Apa saja yang ada di Museum Satria Mandala?

Awalnya, Museum Satria Mandala hanya dapat menampung sekitar 20 diorama tentang perjuangan TNI.

Pada 1987, akhirnya dibangun gedung tambahan bernama Waspada Purbawisesa, yang memungkinkan koleksi museum bertambah banyak.

Saat ini, di area dalam museum terdapat 74 diorama yang memperlihatkan peran TNI dan rakyat dalam mempertahankan negara.

Beberapa diorama di Museum Satria Mandala di antaranya:

  • Diorama sejarah kelahiran TNI
  • Diorama peristiwa proklamasi
  • Diorama Pertempuran Palagan Ambarawa
  • Diorama Pertempuran Surabaya

Selain diorama, di dalam museum dipamerkan pula foto-foto dokumentasi sejarah, atribut ketentaraan, dan beberapa peninggalan dari petinggi militer seperti Jenderal Soedirman, Jenderal Oerip Soemohardjo, Jenderal Abdul Nasution, dan Jenderal Soeharto.

Di Museum Satria Mandala, pengunjung dapat melihat seragam, tas, bintang jasa, jaket, tongkat, dan tandu yang digunakan untuk mengangkat Jenderal Soedirman.

Di area luar ruangan, terdapat koleksi senjata berat dan ringan, hingga beragam kendaraan perang.

Koleksi kendaraan perang Museum Satria Mandala mulai dari tank, panser, jeep, helikopter, kapal, hingga berbagai jenis pesawat terbang.

Salah satu pesawat terbang yang dapat disaksikan pengunjung adalah Pesawat Curen yang yang pernah diterbangkan oleh Agustinus Adisucipto. Ada juga pesawat Amerika seperti AT-16 Harvard, P-51 Mustang, dan B-25 Mitchell.

Sedangkan salah satu kendaraan laut yang dimiliki Museum Satria Mandala adalah KRI Pattimura, yang dibuat oleh Jerman Timur dan digunakan dalam pertempuran di Papua.

Sejarah Tragedi Bintaro 1987, Kecelakaan Kereta Terbesar di Indonesia

HISTORY – Kecelakaan dua kereta api terjadi di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, pada tanggal 19 Oktober 1987.

Tabrakan terjadi antara Kereta Api (KA) 225 Merak dengan Kereta Api (KA) 220 Rangkas yang menewaskan 156 penumpang.

Peristiwa tersebut menjadi musibah terburuk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia.

Iwan Fals merekam peristiwa kelabu itu dalam lagu berjudul “1910”, dan lagu “Masih Ada Waktu” merupakan komposisi yang ditulis Ebiet G. Ade untuk peristiwa tersebut.

“Apa kabar kereta yang terkapar di Senin pagi. Di gerbongmu ratusan orang yang mati. Hancurkan mimpi bawa kisah. Air mata… air mata… Sembilan belas Oktober tanah Jakarta berwarna merah…,” tulis Iwan Fals.

Kronologi kecelakaan Tragedi Bintaro

Dikutip dari Harian Kompas tanggal 20 Oktober 1987, Kereta Api 220 Rangkas tujuan Tanah Abang-Merak berangkat dari Stasiun Kebayoran pada Senin, 19 Oktober 1987 pagi.

Dari arah berlawanan, KA 225 Merak jurusan Rangkasbitung-Tanah Abang melaju dari Stasiun Serpong.

Kedua kereta sama-sama menuju Stasiun Sudimara. Kesalahan komunikasi membuat masinis kedua stasiun tidak mengetahui ada KA lain yang tengah berada di rel yang sama.

Begitu kedua kereta mendekat, pihak Stasiun Sudimara berusaha mengubah jalur KA 225. Namun, masinis tidak melihat tanda tersebut.

Saat itu, KA 225 Merak meluncur dengan kecepatan 30 kilometer per jam di rel yang melintasi kompleks Perumahan Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten.

Sementara KA 220 Rangkas melaju di kecepatan 25 kilometer per jam di perlintasan Pasar Ulujami.

Lokasi kecelakaan yang berada di tikungan juga menyebabkan kedua masinis di kereta itu tidak saling melihat.

Akibatnya, kecelakaan tidak bisa dihindari. Kedua lokomotif BB303 16 (KA 220) dan BB306 16 (KA 225) bertabrakan dengan keras di Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten pukul 06.45 WIB.

Kereta baru bisa berhenti sekitar 200 meter dari lokasi tabrakan setelah direm mendadak. Kondisi ini menyebabkan setengah lokomotif KA 220 tertindih gerbong KB3-65 601 yang berada persis di belakangnya.

Gambar

Penyebab kecelakaan

Kelalaian petugas yang menyebabkan miskomunikasi dianggap menjadi penyebab tragedi kecelakaan ini. Kesalahpahaman kepala Stasiun Serpong membuat KA 225 langsung meluncur menuju Stasiun Sudimara tanpa mengecek kondisi stasiun.

Hal ini membuat tiga jalur kereta api yang berada di Stasiun Sudimara penuh. Padahal, KA 220 di Stasiun Kebayoran juga berangkat menuju jalur yang sama tanpa berkomunikasi yang baik dengan Stasiun Sudimara.

Keadaan ini membuat kedua kereta berada di jalur berlawanan yang sama-sama mengarah ke Stasiun Sudimara. Meskipun pihak stasiun telah berupaya mencegah tabrakan, kecelakaan tidak berhasil dihalau. Di sisi lain, kelebihan penumpang menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa dalam peristiwa ini.

Kereta melebihi kapasitas

Dikutip dari Historia.id, KA 225 mengangkut 1.887 penumpang atau melebihi 200 persen kapasitas kepadatannya.

Sementara KA 220 diisi 478 penumpang dari total kapasitas 685 orang. Karena kapasitas setiap gerbong tidak memenuhi, para penumpang rela duduk di atap, bergelantungan di sisi kanan-kiri kereta, bahkan di ruangan masinis.

Kondisi ini menyebabkan keselamatan para penumpang tidak terjamin sekaligus membuat situasi kurang kondusif.

Alasan lain yang ikut memengaruhi kecelakaan adalah kondisi peralatan rem yang sudah tua.

Diketahui kereta ini dibuat pada tahun 1965 dengan sistem rem Westinghouse yang menggunakan udara bertekanan tinggi.

Karena usianya sudah tua, sistem pengereman tidak lagi secanggih dulu dan tidak berfungsi maksimal. Akibatnya, kereta api gagal mengerem sebelum terjadi kecelakaan.