Sejarah Batu Gantung, Cerita Rakyat Sumatera Utara yang Melegenda

Batu Gantung di Danau Toba. (Foto: Istimewa)

Medan – Jika detikers pernah berkunjung ke Pulau Samosir di Danau Toba, pasti tidak asing dengan objek wisata Batu Gantung. Siapa sangka, Batu Gantung ini memiliki cerita mistis yang melegenda.

Dilansir dari laman resmi WBTB Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Batu gantung adalah sebuah cerita rakyat yang berkembang di masyarakat sekitar Danau Toba, Sumatera Utara.

Batu Gantung ini terletak di Parapat, tepatnya pada tepi Danau Toba sehingga tidak jauh dari Pulau Samosir.

Untuk mencapainya, biasanya para wisatawan harus menaiki kapal atau speedboat sekitar 10-15 menit dari Hotel pinggiran Danau Toba.

Ketika sampai, detikers akan melihat pahatan bebatuan yang unik. Namun jika kita lihat dengan seksama, akan terlihat batu tersebut seperti seorang wanita dengan seekor anjing kecil di sampingnya yang bergantung.

Mistisnya pula, batu dan tempat ini dianggap menjadi tempat keramat oleh masyarakat setempat, sehingga dianjurkan tidak boleh berbicara kotor, kasar atau bahkan menghina keberadaan batu gantung tersebut. Akan timbul kecelakaan jika melakukannya.

Sejarah Kisah Batu Gantung

Kisah Batu Gantung dimulai pada jaman dahulu kala, hidup seorang gadis cantik. Suatu ketika ketika beranjak dewasa, ia dijodohkan dengan anak namborunya (saudara perempuan ayah). Ceritanya, calon suaminya ini seorang yang bodoh atau idiot.

Meski bodoh, pria ini merupakan keturunan keluarga yang kaya raya. Ditambah, pada saat itu terdapat ketentuan atau peraturan yang tidak bisa dibantah bahwa si gadis harus terima untuk menikahi anak namborunya.

“Kamu harus menikah dengan anak namborumu, Ini perintah!”, bentak Ayah kepada putrinya. Mulailah resah hati si gadis karena sebenarnya ia tidak ada perasaan cinta sedikitpun dalam hatinya.

Si gadis pun diam saja karena tidak bisa membantah perkataan ayahnya. Namun sehari sebelum pesta nikah digelar, si gadis masih tetap sudi sehingga memilih untuk kabur melarikan diri.

Ia melarikan diri rumah bersamaan dengan anjing peliharaan yang selalu setia mengikutinya. Dalam hatinya si gadis “Daripada dia menjadi suamiku, lebih baik aku bunuh diri,” usiknya.

Ia pun bertekad untuk bunuh diri daripada menikah dengan jodoh pilihan ayahnya. Seketika itu, si gadis pun sampai di tepi jurang, lalu langsung melompat ke bawah bersamaan dengan anjing gempet di sampingnya.

Seperti filosofi anjing yang setia, kemanapun si tuan pergi akan selalu diikuti bahkan menghadap kematian. Tergantunglah si gadis bersama anjingnya hingga menjadi batu yang sekarang disebut Batu Gantung.

Perkembangan Batu Gantung Saat Kini

Hingga saat ini, Batu Gantung masih menjadi salah satu ikon pariwisata jika wisatawan berkunjung ke Danau Toba. Apalagi ketika sedang berlayar menaiki kapal dari pelabuhan Parapat ke pelabuhan Tomok.

Mengingat tempat ini juga tidak hanya jadi objek wisata, batu gantung mengandung cerita legenda yang fenomenal. Bahkan masih sangat terkenal di tengah masyarakat dan pengujung yang datang.

Dengan lingkungan yang masih alami dan air danau yang terjaga kebersihannya, membuat tempat ini jadi tempat swafoto yang Instagramable. Terdapat pula para pemandu di kapal sambil menceritakan Batu Gantung.

Keberadaan Batu gantung ini pun menjadi petuah bahwa orang tua harus bisa bersikap bijaksana dalam mengatur kisah percintaan anaknya. Demikian Sejarah Batu Gantung yang melegenda. Semoga Bermanfaat!