Mengupas History Glodok, Pecinan Chinatown Terbesar di Indonesia

header img
Lokasi kuliner Patak Enam, Glodok, Jakarta Barat.

Newschoolkaidan.comGLODOK di Jakarta Barat sejak dulu terkenal sebagai kawasan Pecinan, bahkan disebut sebagai Chinatown terbesar di Indonesia. Sejak dulu banyak masyarakat Tionghoa bermukim di sini. Mereka berperan dalam menggerakkan ekonomi.

Glodok juga menjadi bagian dari Kota Tua yang banyak menyimpan bangunan peninggalan pemerintahan kolonial Belanda dengan arsitektur khas Eropa tempo dulu.

Pada abad 17, VOC Belanda menjadikan Glodok sebagai kawasan untuk isolasi masyarakat Tionghoa. Mereka disatukan dalam sebuah kawasan agar mudah dikontrol dan untuk alasan keamanan para kolonialis Belanda.

Ilustrasi
Glodok tempo dulu.

Karena banyak warga Tionghoa yang dikenal jago bisnis, Glodok sejak dulu jadi urat nadi perekonomian Jakarta.

Usut punya usut, penamaan Nama Glodok ini ada kaitannya dengan bahasa Sunda. Diambil dari kata ‘golodog’ yang artinya pintu masuk ke sebuah rumah. Hal itu karena dulunya, Jakarta pernah menjadi pintu gerbang Kerajaan Sunda kuno.

Selanjutnya etnis Tionghoa pun masuk ke pintu tersebut, lalu menetap di sebuah kawasan yang kini dinamakan Glodok, pecinan terbesar di Jakarta bahkan di Indonesia.

Glodok tak hanya sebagai tempat berkumpulnya etnis Tionghoa. Namun kini sudah menjadi kawasan wisata heritage, belanja hingga kuliner. Semua itu bisa Anda temukan di Chinatown ini, yang mana sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Namun perlu diingat bagi Anda yang muslim, harus berhati-hati jika kulineran di Glodok. Itu karena beberapa menjual daging atau campuran babi di dalamnya. Namun demikian, cukup banyak juga yang menjajakan makanan halal, dan bisa disantap oleh siapapun.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno melihat, Desa Wisata Pecinan Glodok, Jakarta Barat, memiliki storynomics tourism yang kuat karena merupakan hasil akulturasi dari budaya Tionghoa, Sunda, Betawi, hingga Jawa.

“Saya melihat Desa Wisata Pecinan Glodok ini memiliki potensi sebagai daya tarik wisata budaya, dan sejarah. Tadi kita sudah melihat berbagai pertunjukan tarian dari Betawi, wushu, dan lainnya. Desa ini memiliki storynomics yaitu cerita yang akan mampu menarik wisatawan,” katanya dalam keterangan resminya.

Desa Wisata Pecinan Glodok ini berlokasi di Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Glodok, Jakarta Barat ini, merupakan salah satu desa wisata yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Selain itu wisatawan juga akan dimanjakan dengan bangunan yang memiliki arsitektur unik dan ornamen-ornamen China, di antaranya Pancoran Chinatown Point yang merupakan destinasi baru dan tempat strategis bersejarah di Pusat Kota. Bangunan tersebut memadukan hunian klasik-elegan, dengan area komersial serta Citywalk dan Mal tematik.

Tak hanya itu saja, di Glodok juga terdapat area yang sangat terkenal yaitu dinamakan Gang Gloria. Merupakan salah satu pusat jajanan di kawasan Pancoran-Glodok, Jakarta. Kemudian area paling tersohor adalah Petak Enam, merupakan tempat wisata kuliner yang terletak di Glodok, tepatnya di Gedung Chandra Glodok.

Bangunan Petak Enam pun memiliki desain dan arsitektur yang unik karena bernuansa China dengan hiasan lampion merah dan ornamen-ornamen khas China.

Desa Wisata Pecinan Glodok ini juga memiliki kesenian yang khas yang tak kalah menarik, seperti Tanjidor; Ondel-ondel; Silat Beksi; Barongsai. Dan ragam budaya yang menarik perhatian wisatawan, di antaranya Cap Go Meh, Candra Naya; dan Klenteng Toa Se Bio.

Post Comment

You May Have Missed