History – Sejarah Singkat Kota Semarang
HISTORY –Â Â Tanggal 2 Mei 2024 diperingati sebagai Hari Jadi Kota Semarang yang ke-477. Anda bisa ikut merayakan hari jadi Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini dengan ikut perayaan yang digelar oleh Pemerintah Kota Semarang.
Kota Semarang adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki sejarah yang panjang.
Kota yang terletak di Pantai Utara Jawa ini memiliki nuansa budaya Arab, Tiongkok, dan Belanda yang kental.
Anda bisa menemukan banyak destinasi wisata yang mencerminkan perpaduan budaya-budaya tersebut di Semarang.
Sejarah singkat asal-usul Kota Semarang
Kota Semarang pada jaman dahulu sangat berbeda dengan saat ini. Bersumber dari situs Dinas Pariwisata Kota Semarang, sejarah Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini dimulai pada abad ke-6.
Semarang pada awalnya adalah bagian dari Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram I. Pada masa tersebut, Semarang merupakan wilayah pelabuhan tepatnya di daerah Pragota yang sekarang menjadi Bergota.
Pada masa Kerjaan Matarm Kuno, wilayah Bergota berupa gugusan pulau kecil yang terbentuk dari endapan.
Lambat laun, gugusan pulau kecil ini meluas dan membuat kawasan baru yang saat ini dikenal dengan Kota Bawah Semarang.
Ketika ibu kota Kerajaan Mataram berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, kehidupan di pelabuhan Pragota tidak serta-merta surut bahkan terus berkembang.
Kemudian pada abad ke-15 Masehi, agama Islam mulai masuk ke wilayah Pragota.
Pada saat itu penyebaran agama Islam dilakukan oleh Pangeran Made Pandan yang merupakan utusan dari Kerajaan Demak.
Pangeran Made Pandan menjadi pendiri dan pemuka agama di wilayah Pragota memiliki gelar Ki Ageng Pandan Arang dan juga merupakan bupati pertama Semarang.
Wilayah Pragota merupakan wilayah yang subur dan banyak ditanami pohon asam yang arang atau dalam bahasa Jawa disebut Asem Arang.
Kata Asem Areng tersebut menjadi cikal bakal dari nama “Semarang”.
Setelah Kyai Ageng Pandan Arang meninggal dan digantikan oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II.
Pada masa kepemimpinan Pandan Arang II, Kota Semarang mengalami kemajuan yang pesat.
Pada tanggal 2 Mei 1547, karena persyaratan peningkatan dapat dipenuhi, daerah Semarang menjadi setingkat kabupaten. Tanggal 2 Mei ini menjadi tanggal hari jadi Kota Semarang hingga saat ini.
Kota Semarang wilayah penting saat masa penjajahan
Pada sejarah panjang Republik Indonesia, Kota Semarang merupakan salah satu wilayah penting yang menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.
Pada masa penjajahan Belanda, Semarang merupakan hadiah yang diberikan kepada Vereenigde Oost-Indische Companigne (VOC) atas jasa membantu merebut Kartasura.
Sejak saat itu, Semarang menjadi milik VOC dan pemerintah Hindia pada masa penjajahan.
Ketika Belanda menjajah Indonesia, Kota Semarang menjadi salah satu kota penting pemerintah kolonial.
Pada masa itu, banyak aspek di Semarang yang berkembang pesat mulai dari pertanian hingga perdagangan.
Banyak bangunan dan fasilitas penting seperti kereta api hingga pabrik gula dibangun di Semarang pada masa penjajahan Belanda.
Bahkan rel kereta api pertama di Indonesia berada di Kota Semarang dan dibangun pada tanggal 16 Juni 1864.
Rute kereta yang pertama adalah rute dari Semarang menuju Ke Solo, Kedungjati, Surabaya, Magelang serta Jogja.
Selain rel kereta, stasiun juga dibangun di Kota Semarang yakni stasiun Tawang dan stasiun Poncol.
Kedua stasiun tersebut masih beroperasi hingga saat ini. Jika Anda berkunjung ke stasiun tersebut, Anda masih bisa melihat beberapa bagian bagunan stasiun peninggalan masa kolonial Belanda. Perusahaan kereta api pada masa penjajahan Belanda bernama Nederlandsch Indische Spoorwagen (NIS) yang berkantor di Gedung Lawang Sewu.
Selain kereta api, Kota Semarang pada masa penjajahan juga merupakan kota pelabuhan yang terkenal.
Bahkan Semarang adalah kota pelabuhan terbesar ketiga setelah Batavia (Jakarta) dan Surabaya.
Ketika Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, tidak lama setelah itu terjadi pertempuran hebat di Semarang.
Pertempuran antara pemuda Semarang dengan tentara Jepang berlangsung pada tanggal 15-20 Oktober 1945 yang dikenal dengan Pertempuran Lima Hari.
Meskipun sudah menyatakan kemerdekaan, nyatanya pihak Belanda masih ingin menguasai Indonesia termasuk Semarang.
Pada tahun 1946, Inggris atas nama sekutu menyerahkan Kota Semarang kepada Belanda. Belanda berusaha tetap menduduki Kota Semarang.
Meskipun demikian, para pejuang tetap berusaha menjalankan pemerintahan secara diam-diam serta berpindah-pindah.
Cara ini berlangsung hingga bulan Desember 1948. Pada tanggal 1 April 1950 saat masa pemulihan kedaulatan, komandan Komando Militer Kota Besar (KMKB) Semarang, Mayor Suhardi, menyerahkan kepemimpinan pemerintah.
Penyerahan tersebut diberikan kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri di Yogyakarta, yang kemudian menyusun kembali pemerintahan agar berjalan lancar.
Bagi masyarakat yag tertarik dengan sejarah Kota Semarang, Anda bisa mengunjungi beberapa wisata sejarah di kota ini.
Anda bisa mengunjungi Kota Lama, Lawang Sewu, Candi Tugu yang terletak di tengah kota, hingga Museum Ranggawarsita.
Post Comment