History – Sejarah Kota Saranjana dan Fakta Menarik yang Perlu Diketahui
Kota Saranjana terkenal sebagai kota gaib yang berada di Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru, ujung Kalimantan Selatan. Saranjana digambarkan sebagai kota dengan peradaban yang modern dan hanya bisa dilihat oleh orang yang memiliki kemampuan mata batin.
Banyak masyarakat yang melaporkan pernah berkunjung ke Saranjana, dan setelah masuk ke kota tersebut enggan untuk pulang. Cerita mengenai kota gaib ini sudah melegenda bagi warga lokal Pulau Kalimantan atau Borneo. Saranjana pernah tercatat di peta Hindia Belanda namun keberadaannya tidak tercatat di peta Indonesia.
Banyak masyarakat di luar pulau Kalimantan yang sangat penasaran akan keberadaan Saranjana. Bahkan di media sosial tersebar bahwa kota tersebut sempat tertangkap kamera saat seorang wisatawan sedang berfoto di bukit Mamake, Desa Sarang Tiung yang berjarak sekitar 11 km dari Kotabaru.
Sejarah Kota Saranjana
Dikutip dari artikel ilmiah “Saranjana in Historical Record: The City’s Invisibility in Pulau Laut, South Kalimantan Selatan”, Mansyur (2018:14) keberadaan kota saranjana adalah sebuah fakta.
Sejarah mengatakan naturalis Jerman, Salomon Muller pada tahun 1845 menuliskan dan menggambarkan pada peta berjudul Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermaing tot behoorende de zuidelijke Reize in het gedelte van Borneo atau peta wilayah pesisir pedalaman Kalimantan bahwa ada daerah yang ditulisnya sebagai Tandjong Serandjana.
Letaknya di sebelah selatan Pulau Laut tepatnya Pulau Kerumputan yang berbatasan dengan wilayah dan Pulau Kijang. Awal mulanya Salomon Muller sedang melakukan perjalanan penelitian dunia binatang dan tumbuh-tumbuhan di kepulauan Indonesia.
Namun sebelum melakukan pemetaan tidak bisa dipastikan apakah Salomon melakukan perjalanan ke Tandjong Serandjana.
Versi kedua mengenai Saranjana adalah dari Pieter Johannes Veth dalam kamus Aardijkskundig woordenboek van statistisch en Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten halaman 252 yang menuliskan “Sarandjana, aan de kaap Oostzijde van Zuid-Poeloe sea, welk eiland aan Borneo’s Zuid-Oost punt is gelegen” (Sarandjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut, yaitu sebuah pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan).
Masyarakat Borneo meyakini bahwa jika ada yang dengan sengaja mencari keberadaan Saranjana maka sebagian besar orang tersebut tidak akan pernah menemukannya. Hal ini menjadi mitos yang banyak beredar di masyarakat.
Versi ketiga, dalam artikel dijelaskan bahwa Saranjana erat kaitannya dengan mitos atau legenda Kerajaan Pulau Halimun yang tokohnya merupakan Raja Pakurindang dan memiliki dua anak yaitu Sambu Batung dan Sambu Ranjana.
Pada legenda tersebut dikisahkan bahwa Sambu Batung dan Sambu Ranjana berkelahi, dan untuk menengahi kedua anaknya, Raja Pakurindang memberikan kekuasaan.
Raja memberi Sambu Batung kekuasaan untuk menguasai alam manusia dengan bereinkarnasi menjadi Gunung Sebatung, sedangkan Sambu Renjana diberi kekuasaan untuk menguasai, tinggal, dan membangun kota gaib di Saranjana.
Dari cerita tersebut, nama Sambu Renjana mengalami evolusi atau perubahan pengucapan menjadi Saranjana dalam bahasa setempat yang kemudian dipercaya sebagai kota gaib yang modern.
Fakta Menarik Kota Saranjana
Menilik keberadaan Kota Saranjana cukup menarik perhatian masyarakat. Saranjana sempat menjadi perbincangan publik baik di media sosial maupun dunia luar. Berikut adalah beberapa fakta menarik terkait saranjana yang masih misterius:
Asal Usul Nama Saranjana
Dilihat dari sudut pandang bahasa nama Saranjana atau Sarangjana dan Serandjana, dalam catatan Belanda memiliki persamaan dengan Sarangtiung.
Wilayah Saranjana berada di Kelupauan Laut Selatan sedangkan Sarangtiung berada di bagian Utara Pulau Korsika. Keduanya hanya memiliki persamaan pada kata “sarang”, dan tidak ada data yang menunjukkan bahwa kedua wilayah tersebut memiliki kesamaan.
Berdasarkan terminologi, jika dibandingkan dengan kosa kata India, kata Saranjana artinya adalah tanah yang diberikan.
Namun hal ini juga tidak ada kaitannya dengan India, karena tidak ada fakta juga yang menemukan peninggalan manifestasi budaya hasil Indianisasi di Pulau Laut.
Dari sejarah yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa asal usul nama Saranjana berasal dari kisah Raja Pakurindang yang memiliki anak bernama Sambu Ranjana dan diberi kekuasaan untuk dapat membangun kota gaib yang bernama Saranjana.
Ada di Peta Belanda
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa kota Saranjana terdapat dalam peta yang dibuat Salomon Muller pada tahun 1845 yang berjudul Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermaing tot behoorende de zuidelijke Reize in het gedelte van Borneo atau peta wilayah pesisir pedalaman Kalimantan.
Dari adanya bukti tersebut dapat dipastikan bahwa keberadaan Saranjana adalah benar adanya namun saat ini telah menghilang.
Lokasinya beragam Versi
Masih belum bisa dipastikan keberadaan tepatnya Saranjana. Beberapa menyebutkan bahwa Saranjana tepat berada di Desa Oka-Oka, Pulau Laut Kelautan yang dekat dengan destinasi wisata dan dianggao angker oleh masyarakat sekitar.
Namun versi lain juga berpendapat bahwa Saranjana terletak di Teluk Tamian, Pulau Laut. Ada juga yang menyebutkan Saranjana berada di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Kotanya Tidak Terlihat (Gaib)
Walaupun Saranjana tercatat di peta Belanda dan tidak tercatat pada peta Indonesia, namun keberadaannya tetap diyakini oleh masyarakat Borneo.
Masyarakat sekitar percaya bahwa kota ini tidak terlihat atau gaib dan hanya bisa dilihat oleh seseorang yang memiliki kemampuan spiritual tinggi dan mata batin. Kota ini memikiki peradaban yang maju dengan gedung-gedung yang tinggi dan lebih modern dibandingkan saat ini.
Dinilai Sebagai Dunia Paralel
Akses menuju Saranjana masih menjadi misteri hingga saat ini. Beberapa masyarakat mengatakan bahwa lokasi kota ini berada dalam dimensi paralel yang sangat sulit untuk dapat dijangkau oleh manusia.
Kemungkinannya adalah Saranjana sudah memiliki teknologi yang canggih sehingga dapat menembus dimensi manusia.
Ditinggali Oleh Makhluk Astral
Dari mitos yang beredar, kota Saranjana ditinggali oleh makhluk astral sebangsa jin muslim. Namun ada juga yang beranggapan bahwa kota ini ditinggali oleh manusia yang telah menggaib atau hilang begitu saja.
Ada kabar yang mengatakan bahwa ketika seseorang masuk ke kota tersebut sulit untuk kembali, dan bagi yang berhasil kembali akan mengatakan bahwa kotanya sangat maju dengan jalan yang sangat lebar, gedung perumahan yang megah dan sistem pemerintahannya yang berupa kerajaan. Mayoritas masyarakatnya juga menganut agama islam.
Masyarakatnya yang Cantik dan Gagah
Dikabarkan bahwa masyarakat yang menghuni Saranjana memiliki paras yang sangat cantik dan gagah daripada perempuan dan laki-laki pada umumnya.
Secara fisik sama dengan manusia lainnya, dan juga ramah. Bahasa yang digunakan menggunakan percakapan Bahasa Banjar.
Sering Terdengar Suara di Malam Hari
Di sekitar Gunung Saranjana, pada malam hari sering terdengar suara-suara yang berasal dari Saranjana. Suara itu seperti lalu lalang kendaraan, alunan musik dan lain sebagainya. Jika beruntung orang akan dapat mendengarkan suara-suara tersebut.
Ada juga kabar bahwa terdapat mobil mewah pesanan masyarakat Saranjana dari Surabaya namun tidak diketahui pemesannya. Lalu cerita mengenai kapal feri yang mengangkut banyak penumpang dari Tanjung Serdang Kotabaru, namun saat sampai di Pelabuhan Batulicin, Kabupaten Tanah Bambu, mendadak menjadi sepi, penumpang tersebut dianggap adalah orang-orang dari Saranjana.
Memiliki Buah Raksasa
Dari cerita dan mitos yang beredar di masyarakat, bahwa buah-buahan yang terdapat di Saranjana memiliki ukuran berkali-kali lipat besar di bandingkan dengan dunia nyata yang manusia huni.
Jenis buah yang dimiliki sama namun dengan ukuran raksasa, namun konon jika buah itu dibawa ke alam nyata maka bentuknya akan berubah menjadi normal.
Alat Berat yang Tak ada Pemiliknya
Kisah ini adalah kisah yang paling banyak didengar dan bertebaran di masyarakat terkait Saranjana. Pada tahun 1980an, dikabarkan ada pemerintah setempat yang dikagetkan adanya kedatangan alat berat yang sangat banyak pesanan dari Jakarta.
Alat berat ini bernilai sangat mahal yang dipesan seseorang ke alamat kota Saranjana dan telah dibayar lunas. Padahal secara administratif kota Saranjanan tidak ada di Kabupaten Kotabaru.
Cerita ini kemudian melegenda dan disampaikan dari mulut ke mulut oleh warga sekitar.
Demikian cerita mengenai sejarah kota Saranjana dan fakta menarik yang dapat dipelajari. Untuk percaya atau tidak mengenai keberadaannya, tergantung pada manusia itu sendiri. Wallahualam. (Mit)
Post Comment