History Perkembangan Agama Katolik di Indonesia
Dalam masa penjajahan, Portugis memiliki misi 3G (Gospel, Gold, Glory). Portugis menjadi bangsa pertama yang membawa ajaran Katolik ke wilayah Nusantara selagi mencari rempah-rempah.
Misi Portugis ini sangat berbeda dengan VOC yang fokus pada perdagangan. Sementara pada abad ke-16 Masehi, bangsa Portugis mulai melakukan penyebaran agama Katolik. Bagaimanakah perjalanannya hingga agama Katolik masuk ke Indonesia?
1. Selagi mencari rempah, Portugis melakukan misi Jesuit di Maluku
Usai merebut wilayah perdagangan di Asia Tenggara, Malaka, Portugis melanjutkan perjalanannya menuju ke Maluku. Kedatangannya di wilayah penghasil rempah-rempah ini ternyata disambut baik oleh Kesultanan Ternate.
Kesultanan Ternate memberikan izin pada Portugis untuk membangun benteng. Benteng ini digunakan sebagai pusat agama, pangkalan militer, serta area perdagangan di Maluku Utara.
Orang-orang Portugis ini juga melaksanakan misinya yang disebut Jesuit. Misi Jesuit merupakan tugas pengabaran Injil di mana pun dan kapan pun karena sangat perlu dilaksanakan.
2. Orang Portugis melakukan beragam metode untuk mengajak penduduk Maluku mengimani ajaran Katolik
Dengan misi Jesuit tersebut, orang-orang Portugis ini melakukan banyak cara dalam menyebarkan ajaran Kristen Katolik. Mereka mengajak penduduk Maluku yang masih menganut paham animisme dan dinamisme. Selain itu, orang Portugis juga turut mengajak orang yang beragama Islam untuk mengenal ajaran ini.
Portugis memberikan ajaran bahwa Katolik merupakan agama yang memberikan kedamaian dan keselamatan. Kemudian, mereka menikahi para budak perempuan dan menganut Katolik.
Misi ini semakin didukung oleh banyaknya misionaris yang akhirnya menyebarkan ajaran Katolik di Maluku. Seperti Franciscus Xaverius yang berhasil membaptis ribuan orang. Lalu ada Simon Vaz, orang pertama yang berhasil mengajak bangsawan Ternate untuk mengimani ajaran Katolik. Sayangnya tahun 1575, seluruh orang-orang Portugis diusir dari Kepulauan Nusantara.
3. VOC menyebarkan misi Kristen Protestan
Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) berkuasa pada abad ke-17. Bahkan VOC berhasil merebut dan melakukan monopoli perdagangan dari Portugis. Penguasa VOC yang beragama Kristen Protestan melarang mutlak adanya kegiatan di gereja Katolik.
VOC juga banyak yang menggantikan posisi imam Katolik berkebangsaan Portugis menjadi pendeta asal Belanda. Namun di tahun 1799, VOC bubar dan seluruh hak-haknya diambil alih oleh Belanda.
4. Kebebasan beragama mulai ada di era Hindia Belanda
Era kemerdekaan ditandai dengan berdirinya Seminari Tinggi Yogyakarta. Gereja masih dilayani oleh warga pribumi yang jumlahnya terbatas. Hingga tahun 1949, umat Katolik menyelenggarakan Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) di Yogyakarta.
Lalu di Era Orde Baru, banyak umat Katolik yang memberikan bantuan pada masyarakat pasca tragedi G30S. Sampai saat ini, agama Katolik sangat berkembang di Indonesia.
Post Comment