History – Jembatan Tol Rajamandala, Simbol Penghubung Antara Bandung dan Jakarta

Napak Tilas Jembatan Tol Rajamandala, Pernah Jadi Primadona Warga Bandung dan Jakarta
Tugu batas wilayah Kabupaten Bandung Barat-Cianjur di Rajamandala. Pada 1970’an, di sini terdapat Jembatan Tol Citarum Rajamandala. (Foto/MPI/Adi Haryanto)

HISTORY – Kawasan Rajamandala, perbatasan Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Cianjur menyimpan kenangan tersendiri bagi warga. Jembatan ini menandai kehadiran jembatan tol berbayar pertama yang dibangun di era pemerintahan Presiden Soeharto pada 1972.

Jembatan yang diberinama Jembatan Tol Citarum Rajamandala tersebut mengalami masa-masa kejayaan jauh sebelum jalan Tol Cipularang dibangun. Sehingga Jalan Rajamandala menjadi primadona bagi warga dari Bandung ke Jakarta atau sebaliknya dari Jakarta ke Bandung melalui Puncak.

Warga Padalarang, KBB, Herman (66) mengingat betul ketika Jembatan Tol Citarum Rajamandala masih beroperasi. Ketika melintas dari Rajamandala ke wilayah Cianjur atau sebaliknya, harus melalui gerbang tiket pembayaran. Seingatnya dulu kalau motor melintas membayar antara Rp50 atau Rp100 per kendaraan.

“Dulu kalau mau piknik naek motor bonceng anak dan istri ke Pantai Pelabuhanratu, lewat pintu gerbang berbayar Jembatan Rajamandala itu,” kata pensiunan pegawai swasta ini, Sabtu (15/1/2022).

Menilik catatan sejarah Jembatan Tol Rajamandala ini dibangun pada 1972 dan beroperasi 1979 setelah diresmikan Presiden Soeharto. Namun keberadaan Jembatan Tol Rajamandala itu berakhir seiring munculnya Keppres Nomor 37 Tahun 2003 yang memutuskan jalur tersebut dipakai umum dan tidak berbayar.

Kehadiran Jembatan Tol Rajamandala itu juga diabadikan menjadi nama ‘Kampung Tol’ di kawasan Rajamandala, Kecamatan Cipatat, KBB. Walaupun generasi muda sekarang pasti akan merasa aneh dengan penamaan tersebut mengingat saat ini di wilayah tersebut tidak ada jalan tol.

Warga Rajamandala, Kecamatan Cipatat, KBB, Kosim (40) mengatakan, penamaan Kampung Tol di daerahnya memang merujuk pada jalan tol Jembatan Rajamandala. Meski hari ini sudah tidak ada lagi jalan tol itu, namun nama Kampung Tol masih tetap eksis. “Di sini dulu ada tol, dikelola oleh Jasa Marga. Tapi berhenti tahun 2003,” kata Kosim.

Kosim ingat betul kenangan tentang keberadaan Jembatan Tol Rajamandala. Terutama saat tiba musim mudik Lebaran. Sebagai satu-satunya akses Jakarta-Bandung via Puncak, jalur tersebut tidak luput dari macet meski Jasa Marga telah membuka seluruh pintu gerbang.

Iring-iringan ribuan kendaraan pun jadi tontonan bagi warga sekitar. “Sekarang sudah tidak terlihat lagi bekasnya, sudah dipakai untuk umum. Sekitar tahun 2004 saya masih ingat ikut kerja di sana untuk merobohkan gerbang tolnya,” ujar Kosim.

Post Comment