History Asal-Usul Danau Maninjau di Sumatera Barat: Fenomena Alam yang Tersembunyi di Balik Legenda
Danau Maninjau merupakan salah satu keindahan alam di tanah Minangkabau yang banyak dijadikan tujuan wisatawan dari dalam maupun luar daerah.
Asal-usul Danau Maninjau tidak lepas dari kisah-kisah unik dan menarik yang melegenda di masyarakat sekitar. Lantas bagaimana asal-usul Danau Maninjau tersebut? Simak penjelasannya di sini.
Asal-Usul Danau Maninjau
Fisra Afriyanti dalam buku berjudul Don’t Stop Exploring West Sumatra menjelaskan bahwa Danau Maninjau berada di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Jaraknya kurang lebih 140 km sebelah utara Kota Padang dan 36 km dari Bukittinggi.
Menurut sejarah yang dipercaya masyarakat sekitar, Danau Maninjau muncul akibat tingkah Bujang Sembilan yang mengakibatkan Gunung Tinjau meletus.
Konon, Gunung Tinjau adalah gunung paling besar di Sumatera Barat. Gunung Tinjau ada di Kabupaten Agam dan berdampingan dengan Gunung Merapi dan Gunung Singgalang.
Kisahnya, ada satu perkampungan di sekitar Gunung Tinjau dan hidup satu kaum yang dipimpin oleh Datuk Limbatang dan disebut Kaum Datuk Limbatang.
Kaum Datuk Limbatang terdiri dari sepuluh orang bersaudara, sembilan laki-laki (Kukuban, Kudun, Bayua, Malimpang, Galapuang, Balok, Batang, Bayang, dan Kaciak atau dikenal sebagai Bujang Sembilan) dan juga satu orang wanita bernama Siti Rasani atau Sani.
Informasi penting disajikan secara kronologis
Setelah orang tua mereka meninggal dunia, Kukuban menjadi kepala rumah tangga.
Datuk Limbatang yang merupakan paman mereka mengajari keterampilan bertani dan adat istiadat setempat. Hal itu membuat mereka terkenal sebagai petani yang tangguh dan Sani terkenal sebagai gadis yang cantik, baik budi, dan pintar mengurus rumah.
Pada suatu hari, Giran putra dari Datuk Limbatang jatuh hati kepada Sani. Hubungan keduanya awalnya mendapatkan persetujuan Dari kedua keluarga. Namun, saat perayaan panen raya, Giran dan Kukuban berhadapan dalam pertunjukkan adu ketangkasan bersilat.
Dalam pertunjukkan tersebut Giran menumbangkan Kukuban dan hal ini membuat Kukuban menyimpan dendam. Karena hal itu, Kukuban menolak pinangan Giran kepada adiknya.
Dendam itulah yang membawa Bujang Sembilan memfitnah Giran dan Sani melakukan tindakan senonoh yang membuat keduanya harus dihukum. Hukumannya adalah dibuang ke dalam kawah Gunung Tinjau.
Sebelum mereka dilemparkan dalam kawah, Giran memohon keadilan Tuhan jika dirinya dan Sani tidak bersalah Gunung Tinjau akan meletus dan Bujang Sembilan mendapatkan balasan setimpal.
Setelah keduanya dibuang, Gunung Tinjau meletus dan mengeluarkan lahar yang membunuh semua orang. Bekas letusan Gunung Tinjau menjadi cekungan besar dan setelah terisi air dikenal sebagai Danau Maninjau yang indah.
Demikianlah penjelasan tentang asal-usul Danau Maninjau di Sumatera Barat. (eK)
Post Comment