History Candi Cetho, Mahakarya Majapahit yang Menyimpan Sejarah Hindu di Nusantara

Candi Cetho, Candi Bercorak Agama Hindu di Jawa Tengah Peninggalan Kerajaan Majapahit

Candi Cetho merupakan salah satu candi di Indonesia yang bercorak agama Hindu dan peninggalan kerajaan Majapahit yang berlokasi di Jawa Tengah.

Indonesia memiliki lebih dari 20 candi yang tersebar di seluruh nusantara. Sebagian candi tersebut dibangun pada periode klasik Hindu-Buddha dan beberapa dibangun saat periode klasik Islam.

Berkunjung ke candi yang ada di Indonesia merupakan salah satu cara untuk mengapresiasi budaya dan sejarah bangsa.

Mengenal Candi Cetho

candi cetho

Foto: candi cetho (goodnewsfromindonesia.id)

Nama Cetho berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti “jelas”. Selain sebagai nama candi, nama Cetho digunakan juga sebagai nama dusun candi ini berada.

Dari Dusun Cetho, orang dapat melihat dengan jelas ke berbagai arah. Arah barat dan timur terlihat bukit membentang.

Arah selatan terlihat jelas punggung dan gugusan anak dari Gunung Lawu.

Arah utara memperlihatkan pemandangan Karanganyar dan Kota Solo dengan latar Gunung Merapi, Gunung Sumbing, serta Gunung Merbabu.

Lokasi dan Jalan Menuju Candi Cetho

Candi yang dibangun sekitar tahun 1451-1470 ini terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Letaknya berada di sekitar lereng Gunung Lawu yang sering dijadikan sebagai salah satu tempat pendakian. Komunitas sepeda biasanya sering datang ke lokasi candi ini.

Mereka menantang adrenalin dan kekuatannya untuk menaklukan tanjakan Cetho yang terkenal tajam dan luar biasa.

Untuk menuju Candi Cetho, dapat dimulai dari pusat Kota Solo mengarah ke Kabupaten Karang Anyar.

Kemudian ikuti petunjuk arah menuju Air Terjun Grojogan Sewu. Tepat sebelum Grojogan Sewu, akan terdapat papan penunjuk arah ke Candi Cetho.

Tiket Masuk Candi Cetho

Harga tiket masuk ke candi ini cukup murah, yakni Rp7.000 untuk wisatawan lokal, dan Rp25.000 untuk wisatawan asing. Harga tersebut berlaku untuk weekend, weekday, dan juga musim liburan.

Sedangkan untuk biaya parkir kendaraannya bervariasi, mulai Rp5.000 untuk sepeda motor, Rp10.000 untuk motor, dan Rp20.000 untuk bus.

Sejarah Candi Cetho yang Bercorak Agama Hindu

sejarah candi cetho

Foto: sejarah candi cetho (id.wikipedia.org/Kembangraps)

Situs Candi Cetho pertama kali dilaporkan oleh Van De Vlies pada tahun 1842. A. J. Bernet Kempers juga ikut melakukan penelitian mengenai Candi Cetho.

Pada tahun 1928, Dinas Purbakala menemukan candi tersebut dalam keadaan terpendam, kemudian melakukan penelitian untuk pemugaran candi tersebut.

Saat pertama kali ditemukan, candi ini berbentuk reruntuhan dengan 14 teras yang memanjang dari barat ke timur.

Bentuk berteras-teras tersebut diduga kuat merupakan campuran antara unsur agama Hindu dengan kultur asli Nusantara. Candi ini merupakan situs peninggalan Kerajaan Majapahit.

Bangunan ini telah dilakukan pemugaran oleh Sudjono Hoemardhani pada tahun 1975-1976 dan hanya memiliki 9 teras.

Pemugaran tersebut mendapatkan banyak kritik dari para ahli karena dilakukan tanpa memperhatikan aspek arkeologis candi.

Penambahan baru juga dilakukan, yakni dengan membuat sejumlah pondasi yang mirip dengan bangunan-bangunan pura di Bali.

Bentuk bangunan Candi Cetho pun dibuat mirip dengan Candi Sukuh yang telah dipugar pada akhir 1970-an.

Ketinggian Candi Cetho

Candi yang memiliki julukan Candi di Atas Awan ini memiliki ketinggian sekitar 1.496 di atas permukaan laut.

Dengan ukuran setinggi itu, Candi Cetho masuk ke dalam jajaran Candi tertinggi di Indonesia bersama dengan Candi Ijo di Yogyakarta, Candi Gedong Songo di Semarang, serta Candi Arjuna di Banjarnegara.

Wisata Sekitar Candi Cetho

wisata sekitar candi cetho

Foto: wisata sekitar candi cetho (karanganyarkab.go.id)

Terdapat banyak wisata di sekitar Candi Cetho, berikut ulasan lengkapnya:

  • Candi Kethek

Candi Kethek berada di jalur pendakian Gunung Lawu. Wisatawan yang mengunjungi Candi Cetho melalui jalur pendakian pasti mengetahui posisi Candi Kethek ini.

Dinamakan Candi Kethek karena di atas candi ini terdapat mahkota Hanoman, yaitu sosok kera dalam pewayangan jawa. Dalam bahasa Jawa, Kera disebut juga dengan kethek lho.

  • Pelataran Dewi Saraswati

Selain Candi Kethek, terdapat pula Pelataran Dewi Saraswati yang dilengkapi dengan patung Dewi Saraswati di depannya.

Dewi yang terkenal dengan kecantikan dan keanggunannya tersebut akan membuat banyak pengunjung terpesona.

Dewi Saraswati sendiri digambarkan sebagai perempuan yang memiliki empat tangan dengan masing-masing tangan memegang instrumen yang berbeda.

Karena letaknya yang sedikit tersembunyi, sehingga hanya sedikit pengunjung yang tahu tentang keberadaan patung Dewi Saraswati ini.

Peraturan Ketika Berada di Kawasan Candi Cetho

peraturan candi cetho

Foto: peraturan candi cetho (ksmtour.com)

Seperti halnya ketika mengunjungi rumah ibadah yang memiliki aturan dan larangan.

Kawasan Candi Cetho pun memiliki beberapa larangan yang diberlakukan dan tidak sepatutnya untuk dilanggar.

Pengunjung dilarang menggunakan baju yang terbuka serta diwajibkan untuk menggunakan kain bermotif kotak-kotak berwarna hitam dan putih.

Pengunjung dilarang membuat kain tersebut kotor. Selain itu, pengunjung pun diharapkan agar tetap menjaga pikiran agar tidak kosong.

Karena banyaknya ritual adat yang dilakukan di candi ini sehingga membuat lokasi ini kental dengan suasana mistisnya.

Terbukti dengan banyaknya sesajen yang terletak di area sekitar candi. Area Candi Cetho pun masih termasuk dalam area peribadatan.

Sehingga sudah sepatutnya pengunjung menghormati dan menjaga sopan santun di area tersebut.

Itulah pembahasan tentang Candi Cetho, salah satu peninggalan dari tahun 1400an.

Dengan mengunjungi tempat ini, banyak hal yang bisa dipelajari. Bahkan, bisa juga untuk mendapatkan pengalaman liburan dan wisata yang berbeda.

Post Comment